Audit Siklus Pendapatan
1.
Sifat
Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri
dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa
dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan
yang berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang berbeda. Sebagai
contoh, perusahaan barang dagang dan pabrikasi yang melakukan penjualan;
dokter, pengacara, akuntan publik yang menerima uang jasa (fee); serta bioskop,
bank serta lembaga keuangan yang menerima bunga dan deviden. Kebanyakan
pembahasan dan ilustrasi dalam makalah ini didasarkan pada perusahaan barang dagang.
Usaha perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk
dalam siklus pendapatan adalah :
·
penjualan
kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang)
·
penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
·
penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan
pengurangan harga serta piutang
tak tertagih (penyisipan dan pengapusan).
Transaksi-transaksi diatas mempengaruhi akun-akun yang diuraikan
pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.1 Siklus Pendapatan
Transaksi
Pendapatan
|
Debit
|
Kredit
|
Penjualan Kredit
|
Piutang Usaha
Harga Pokok Penjualan
|
Penjualan
Persediaan
|
Penerimaan Kas
|
Kas
Diskon
Penjualan
|
Piutang
Usaha
|
Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
|
Retur Penjualan dan
Pengurangan Harga
|
Piutang Usaha
|
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
|
Beban Piutang Tak Tertagih
|
Penyisihan untuk Piutang Tak Tertagih
|
Penghapusan Piutang Tak Tertagih
|
Penyisihan untuk Piutang Tak
Tertagih
|
Piutang Usaha
|
2.
Tujuan
Audit
Tujuan audit siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti
kompeten yang mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan
menyangkut saldo dan transaksi siklus pendapatan. Asersi tersebut menunjukkan
derajat asersi manajemen terhadap informasi keuangan yang secara eksplisit
dinyatakan dalam laporan keuangan. Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik
seperti yang diuraikan di Tabel 1.2 auditor dapat menggunakan bebagai bagian
dari perencanaan audit dan metodologi pengujian audit.
Tabel 1.2 Tujuan Audit
Spesifikasi Untuk Siklus Pendapatan
Tujuan
Audit Siklus Pendapatan
|
|
Occurrence
(Keterjadian)
|
a.
Memverifikasi
bahwa saldo akun piutang usaha mewakili jumlah yang benar-benar dipinjam
perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan terkait.
b.
Memastikan
bahwa pendapatan dari berbagai transaksi penjualan mewakili barang yang
dikirim dan jasa yang diberikan selama periode yang termasuk dalam laporan
keuangan.
|
Completeness
(Kelengkapan)
|
a.
Menentukan
bahwa semua jumlah yang dipinjam perusahaan pada tanggal laporan posisi
keuangan telah tercermin dalam piutang usaha.
b.
Memverifikasi
bahwa semua penjualan barang yang dikirim, semua jasa yang diberikan, dan
semua retur dan kompensasi untuk periode terkait, telah tercermin dalam
laporan keuangan.
|
Accuracy
(Akurasi)
|
a.
Memverifikasi
bahwa transaksi pendapatan dihitung secara akurat dan didasarkan pada harga
terkini dengan jumlah yang benar.
b.
Memastikan
bahwa buku pembantu piutang usaha, file Faktur Penjualan, dan file
Pemberitahuan Pengiriman Uang secara matematis benar dan sesuai dengan akun
terkait pada buku besar.
|
Rights
and Obligations
(Hak
dan Kewajiban)
|
Menentukan
bahwa perusahaan memiliki hak legal untuk mencatat piutang usaha yang
dicatatnya. Akun pelanggan yang telah dijual atau telah dipindahtangankan
memang telah dikeluarkan dari saldo piutang usaha.
|
Valuation
and Allocation
(Penilaian
dan alokasi)
|
a.
Menentukan
bahwa saldo piutang usaha menyatakan nilai bersih yang dapat direalisasikan.
b.
Memastikan
bahwa alokasi atas akun piutang tak tertagih telah tepat.
|
Presentation
and Disclosure
(Penyajian
dan Pengungkapan)
|
Memverifikasi
piutang usaha dan pendapatan yang dilaporkan untuk periode terkait, telah
dijelaskan dengan benar dan dimasukkan dalam laporan keuangan.
|
3.
Pemahaman
Bisnis dan Industri Klien
Langkah pertama yang dilakukan adalah memperoleh pemahaman bisnis
dan industri klien dalam kaitannya dengan strategi audit,
sehingga akan membantu auditor dalam mengembangkan ekspektasi
tentang:
· Total pendapatan: memahami kapasitas klien, pasar dan pelanggan
klien.
· Marjin kotor dengan memahami pangsa pasar (market
share) dan keunggulan kompetitif klien di pasar.
· Piutang bersih berdasarkan periode penagihan rata2 untuk klien dan
industri.
Disamping itu, proses menghasilkan pendapatan ini juga memerlukan
beberapa beban (seperti, harga pokok penjualan atau beban penjualan), sehingga
pemahaman mengenai mengenai siklus pendapatan dapat membantu mengembangkan
ekspektasi pengeluaran perusahaan yang berkaitan denagan siklus tran saksi
lainya dan menilai resiko bahwa laba yang mengandung salah saji yang material
belum diaudit.
a.
Materialitas
Total pendapatan dijadikan ukuran yang materialitas karena dapat
menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas dari operasi. Piutang
usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hampir selalu bersifat
material terhadap neraca.
b.
Risiko
Inheren
Dalam menilai risiko inheren pada asaesi siklus pendapatan, auditor
harus mempertimbangkan faktor pervasive yang mempengaruhi asersi dalam beberapa
siklus, termasuk siklus pendapatan.
Faktor-faktor yang mendorong manajemen untuk mensalah sajikan
asaersi siklus pendapatan yaitu menyatakan pendapatan yang tertalu
tinggi dan menyatakan tertalu tinggi kas atau piutang kotor atau
tertalu rendah penyisihan piutang tak tertagih. Faktor-faktor lain yang dapat
menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pendapatan:
· Volume penjualan, penerimaan kas dan penyesuaian penjualan yang
tinggi.
· Penentuan waktu dan jumlah pendapatan seringkali bertentangan,
seperti dengan standar akuntansi.
· Mengklasifikasikan piutang sebagai hutang lancar atau tidak lancar
karena sifat penagihannya.
· Transakjsi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang rentan
terhadap misapropriasi.
· Transaksi penerimaan penjualan digunakan untuk menyembunyikan
penerimaan kas.
c.
Risiko
Prosedur Analitis
Risiko ini merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis
akan gagal mendeteksi salah saji yang material yang merupakan cara yang efektif
untuk pemahaman bisnis dan usaha klien. Langkah-langkah yang ditempuh yaitu:
· Memperoleh pemahaman tentang kapasitas klien.
· Memahami pangsa pasar klien
· Mengevaluasi hari perputaran piutang usaha.
4.
Mempertimbangkan
Komponen Pengendalian Internal
1.
Lingkungan
Pengendalian
Lingkungan pengendalian terdiri dari beberapa faktor yang dapat
mengurangi beberapa resiko inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan. Disamping
itu, factor-faktor ini juga dapat meningkatkan atau mengurangi keefektifan
komponen pengendalian internal lainnya dalam mengendalikan resiko salah saji
pada asersi siklus pendapatan. Faktor lingkungan pengendalian yang penting
untuk mengurangi resiko pencurangan pelaporan keuangan dengan menyajikan
terlalu tinggi pendapatan dan piutang, misalnya, adopsi manajemen serta
ketaatan terhadapan standar integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi.
2.
Penilaian
Resiko
Penilaian resiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah
sama dengan penilaian inheren oleh auditor eksternal. Upaya yang cermat oleh
sebagian manajemen untuk mengidentifikasi jenis-jenis resiko yang bekaitan
dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan.
3.
Informasi
dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Pemahaman
atas sistem akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan tentang bagaimana.
· Penjualan diawali
· Barang dan jasa diberikan
· Piutang dicatata
· Kas diterima
· Penyesuaian penjualan dilakukan, termasuk metode pemrosesan data
serta dokumen penting dan catatan yang digunakan.
4.
Pemantauan
(Monitoring)
Komponen
ini harus memberikan menajemen umpan balik tentang apakah pengendalian internal
yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan telah beroperasi
seperti yang diharapkan. Auditor harus memproses pemahaman tentang umpan balik
ini dan apakah manajemen telah mengawali setiap tindakan korektif berdasarkan
informasi yang diterima dari aktivitas pemantauan.
5.
Penilaian
Awal atas Resiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahuluan
Pada
saat auditor memproleh bukti tentang keefektifan operasi pengendalian internal
yang berkaitan dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman, Auditor dalam kasus
semacam itu, kepastian yang terbatas mungkin diperoleh tentang keefektifan
pengendalian yang terutama didasarkan atas prosedur yang mencangkup pengajuan
pertanyaan, observasi, dan beberapa inspeksi atas bukti yang didokumentasikan.
Banyak auditor akan menilai resiko pengendalian untuk asersi tertentu secara
sepintas dibawah atau diatas maksimum.
5.
Aktivitas
Pengendalian Transaksi Penjualan Kredit
Dokumen dan
catatan umum, yang digunakan yaitu pesanan pelanggan, pesanan penjualan,
dokumen pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang diotorisasi, file
transaksi penjualan, jurnal penjualan, file induk pelenggan dan piutang usaha. Fungsi-fungsi
pendapatan:
· Memprakarsai penjualan (penerimaan pesanan & persetujuan
kredit)
· Pengiriman barang dan jasa (pemenuhan & pengiriman pesanan
penjualan)
· Pencatatan penjualan (penagihan pelanggan & pencatatan
penjualan)
Untuk
merencanakan audit maka auditor harus memperoleh pemahaman terhadap siklus
pendapatan agar dapat 1) mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial 2)
mempetimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi salah saji yang material dan 3)
merancang pengujian subtansif.
Pisah Batas Penjualan
Sebagian besar
klien perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur mencatat penjualan
berdasarkan criteria pengiriman barang. Akan tetapi, ada beberapa perusahaan
mencatat faktur pada saat hak atas barang beralih, yang dapat terjadi sebelum
pengiriman, pada saat pengiriman, atau setelah pengiriman.
Bagian yang
paling penting ketika mengevaluasi metode klien untuk memperoleh pisaj batas
yang dapat diandalkan adalah menentukan prosedur yang akan digunakan. Jika
klien mengeluarkan dokumen pengiriman yang telah dipranomori secara berurutan,
biasanya mudah untuk mengevaluasi dan menguji pisah batas.
Jika
pengendalian internal klien sudah memadai, biasanya auditor dapat memverifikasi
pisah batas dengan memperoleh nomor dokumen pengiriman untuk pengiriman
terakhir yang dilakukan pada akhir periode dan membandingkan nomor tersebut
dengan penjualan yang dicatat pada periode berjalan atau periode selanjutnya.
Pengujian
Rincian Saldo Piutang Usaha
Dalam merancang
pengujian atas rincian saldo untuk piutang usaha, auditor harus memenuhi
masing-masing dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kedelapan
tujuan umum tersebut sama bagi semua akun. Jika diterapkan secara khusus pada
piutang usaha, hal tersebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
piutang usaha (accounts receivable-related audit objectives) adalah sebagai
berikut :
1.
Piutang
usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya
telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum
2.
Piutang
usaha yang dicatat ada (Keberadaan)
3.
Piutang
usaha yang ada telah dicantumkan (Kelengkapan)
4.
Piutang
usaha sudah akurat (Keakuratan)
5.
Piutang
usaha sudah diklasifikasikan dengan benar (Klasifikasi)
6.
Pisah
batas piutang usaha sudah benar (Pisah batas)
7.
Piutang
usaha dinyatakan pada nilai realisasi (Nilai realisasi)
8.
Klien
memiliki hak atas piutang usaha (Hak)
Pengujian Substansif Atas Piutang
Usaha
1. Prosedur awal, yaitu memperoleh pemahaman tentang bisnis dan usaha
klien dan melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang usaha yang
menjadi sasaran lebih lanjut.
2. Prosedur analisis, yaitu melaksanakan prosedur analisis dengan
mengembangkan harapan tentang piutang usaha, menghitung rasio piutang dan
penjualan serta menganalisinya.
3. Pengujian rincian transaksi, yaitu memvoaching sampel catatan
transaksi penjualan dan piutang, dan melaksanakan pengujian pisah batas.
4. Pengujian rincian saldo, yaitu mengkonfirmasikan piutang usaha.
5. Pengujian rincian saldo, estimasi akuntansi (penyisihan piutang)
6. Prosedur yang dibutuhkan penyajian dan pengungkapan
yaitu mengkonfirmasikan piutang dan membandingkan penyajian laporan dgn SAK.
Tujuan Pengujian Substantive terhadap
Piutang Usaha:
1.
Memperoleh
tentang keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi
2.
Membuktikan
keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang terkait
3.
Membuktikan
kelengkapan transaksi yang dicatat
4.
Membuktikan
kewajaran penilaian piutang usaha dan kewajaran penyajian serta
pengungkapan piutang usaha di neraca.
Konfirmasi Piutang Usaha
Tujuan utama
konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan
serta pisah batas. Standar auditing mengharuskan konfirmasi piutang usaha dalam
situasi normal. SAS 67 (AU 330) menyediakan tiga pengecualian terhadap keharusan
menggunakan konfirmasi:
· Piutang usaha tidak material
· Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena
tingkat responnya kemungkinan tidak akan memadai atau tidak dapat diandalkan.
· Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan
bukti substantif lainnya dapat diakumulasikan untuk menyediakan bukti yang
mencukupi.
Dalam melakukan
prosedur konfirmasi, pertama auditor harus memutuskan jenis konfirmasi yang
akan digunakan :
1.
Konfirmasi
Positif
Adalah komunikasi dengan debitor yang meminta pihak penerima untuk
mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan
konfirmasi itu benar atau salah.
· Formulir konfirmasi kosong
Adalah
jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi
meminta penerimanya untuk mengisi saldo atau melengkapi informasi lainnya.
· Konfirmasi faktur
Adalah
jenis konfirmasi positif lainnya dimana setiap faktur akan dikonfirmasi, dan
bukan saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan.
2.
Konfirmasi
Negatif
Konfirmasi negatif juga diajukan kepada debitor tetapi hanya akan
meminta respon jika debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan.
Penentuan jenis konfirmasi mana yang akan digunakan berada di tangan auditor
dan harus berdasarkan fakta dalam audit. SAS 67 menyatakan bahwa penggunaan
konfirmasi negatif hanya dapat diterima jika seluruh situasi berikut tersedia :
· Piutang usaha tercipta dari sejumlah besar akun-akun yang kecil.
· Penilaian risiko pengendalian dan risiko inheren gabungan adalah
rendah.
· Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak
mungkin memberikan pertimbangannya.
6.
Aktvitas
Pengendalian Transaksi Penerimaan Kas
Penerimaan kas
merupakan hasil dari beberapa aktivitas. Sebagai contoh, kas diterima dari
transaksi pendapatan, pinjaman janka pendek dan pinjaman jangka panjang, serta
aktiva lainnya. Lingkup bagian ini dibatasi pada penerimaan kas dari penjualan
tunai dan penagihan dari pelanggan atas penjualan kredit. Dokumen dan catatan
penting yang digunakan dalam pemerosesan penerimaan kas adalah sebagai berikut:
· Bukti penerimaan uang (remittance advice). Dokumen yang dikirim
kepelanggan bersama dengan faktur penjualan yang kemudian akan dikembalikan
bersama pembayaran yang menunjukan nama pelanggan serta nomor akun, nomor
faktur, dan jumlah yang dibayar (misalnya, bagian tagihan telepon yang
dikembalikan bersama dengan pembayaran)
· Pendaftaran. Daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos
· Lembar perhitungan kas. Daftar kas dan cek dalam register kas.
Daftar ini digunakan dalam merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang
dicetak oleh register kas
· Ikhtisar kas harian. Laporan yang menunjukan total penerimaan
melalui kasir (over-the-counter) atau pos yang diterima oleh kasir
sebagai setoran
· Slip deposit yang disahkan. Daftar yang dibuat oleh penyetor dan
distempel oleh bank yang menunjukan tanggal serta total setoran yang diterima
bank dan rincian penerimaan dalan setoran tersebut
· File transaksi penerimaan kas. File komputer atas transaksi
penerimaan kas yang telah disahkan yang diterima untuk pemerosesan, file ini
digunakan untuk meperbaharui file induk piutamh usaha.
· Jurnal penerimaan kas. Jurnal yang berisi daftar penerimaan
kas dari penjualan tunai dan penagihan piutang usaha.
Fungsi penerimaan kas,
yang meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai dan
kredit, termasuk subfungsi berikut:
·
Menerima
penerimaan kas
·
Menyetorkan
kas ke bank
·
Mencatat
penerimaan kas.
Pisah Batas Penerimaan Kas
Lebih mudah
menguji salah saji pisah batas penerimaan kas dengan menelusuri penerimaan kas
yang dicatat ke setoran bank periode selanjutnya pada laporan bank. Jika
terjadi penundaan selama beberapa hari, hal tersebut dapat menunjukkansalah
saji pisah batas.
Hingga tingkat
tertentu, auditor juga mungkin bergantung pada konfirmasi piutang usaha untuk
mengungkapkan salah saji pisah batas penjualan, retur dan pengurangan
penjualan, serta penerimaan kas.
Akan tetapi,
sering kali sulit membedakan salah saji pisah batas dengan perbedaan waktu (timing
difference) yang normal akibat pengiriman dan pembayaran yang masih
dalam perjalanan pada akhir tahun.
7.
Aktivitas
Pengendalian Transaksi Penyesuaian Penjualan
Transaksi penyesuaian penjualan meliputi pemberian potongan tunai,
pemberian retur penjualan & pengurangan harga serta penentuan piutang tak
tertagih. Untuk pengendalian aktivitas pengendaliannya maka diperlukan
otorisasi terhadap transaksi penyesuaian penjualan, penghitungan independen
atas barang-barang, penggunaan dokumen dan catatan yang tepat serta pemisahan
tugas otorisasi.
Dalam banyak perusahaan, jumlah dan nilai unag dari nilai transaksi
ini tidaklah material. Namun, bagi beberapa perusahaan, potensi salah saji yang
diakibatkan oleh kesalahan dan penyelewengan dalam pemrosesan transaksi ini
perlu dipertimbangkan. Perhatian utamanya tertuju pada kemungkinan pencatatan
transaksi penyesuaian penjualan fiktif untuk menyembunyikan penyelewengan dalam
proses penerimaan kas. Misalnya, seorang karyawan dapat menggelapkan kas yang
diterima dari pelanggan dan menutupi penyelewengan yang dilakukannya dengan
menghapus akun pelanggan terhadap penyisihan piutang tak tertagih.
Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti
tentang keefektifan perencanaan dan operasi sistem pengendalian internal
perusahaan. Resiko inheren yang berkaitan dengan transaksi penerimaan kas
adalah tinggi akibat kemungkinan penipuan oleh kayawan melalui pengalihan
penerimaan kas. Jika prosedur analitis menunjukan kenaikan jumlah hari
piutang beredar, maka hal ini mungkin dapat menjelaskan pengalihan penerimaanh
kas itu. Akibat resiko inheren atas penggelapan kas, dan dampak transaksi
penerimaan kas terhadap piutang, auditor seringkali akan menguji prosedur
pengendalian yang berkaitan dengan penerimaan kas. Jika tujuan pengendalian
telah dicapai melalui prosedur pengendalian terprogram, maka auditor akan
merencanakan lingkup pengujian yang meliputi pengujian atas.
1.
Pengendalian
umum dengan komputer
2.
Pengendalian
aplikasi komputer
3.
Keefektifan
prosedur tindak lanjut manual
Daftar
Pustaka
Boyton, William C. dan Raymond N. Johnson. 2006. Modern Auditing :
Assurance Services, and the Integrity of Financial Reporting Eighth Edition.
United States of America : John Wiley & Sons, Inc.
Ratna Novita. 2011. Audit Atas Siklus Pendapatan http://ratnanovita114.blogspot.com/2011/09/audit-atas-siklus-pendapatan.html (diakses 28 Oktober 2013)
Ni Made Suartini. 2013. Audit Siklus Pendapatan, http://dexsuar.blogspot.com/2013/07/audit-siklus-pendapatan.html (diakses 28 Oktober 2013)
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemeriksaan_akuntansi_2/bab_2_audit_terhadap_siklus_pendapatan.pdf (diakses 28 Oktober 2013)
Makasih tulisannya sangat membantu :)
ReplyDeleteIn this manner my buddy Wesley Virgin's tale launches in this SHOCKING and controversial video.
ReplyDeleteAs a matter of fact, Wesley was in the army-and shortly after leaving-he found hidden, "MIND CONTROL" tactics that the government and others used to obtain whatever they want.
These are the EXACT same methods tons of famous people (especially those who "became famous out of nothing") and top business people used to become rich and famous.
You probably know that you only use 10% of your brain.
That's because most of your brainpower is UNTAPPED.
Maybe that expression has even occurred IN YOUR very own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head 7 years back, while driving an unlicensed, beat-up garbage bucket of a car without a driver's license and $3.20 in his bank account.
"I'm so frustrated with living paycheck to paycheck! When will I finally succeed?"
You took part in those types of conversations, isn't it right?
Your own success story is going to be written. You just need to take a leap of faith in YOURSELF.
Watch Wesley Virgin's Video Now!
Terimakasih tulisannya sangat izin untuk jadi referensi saya
ReplyDeleteTerimakasih tulisannya sangat izin untuk jadi referensi saya
ReplyDeleteTerimakasih tulisannya sangat izin untuk jadi referensi saya
ReplyDeleteArtikenya bagus sekali, kunjungi juga:
ReplyDeleteBerita Terbaru Indonesia
Informasi Teknologi
Belajar SEO
Pola Hidup Kita
Teknik SEO
Topik Trending
Akuntansi Keuangan
Informasi Kesehatan Ina CGS
Teknologi Informasi
Terimakasih
Artikel yang sangat bagus dan menarik untuk dipahami. Audit siklus pendapatan tentu dapat dipermudah dengan menggunakan aplikasi sales order.
ReplyDelete